Resistor
Resistor
disebut juga dengan
tahanan atau hambatan, berfungsi untuk
menghambat arus listrik
yang melewatinya. Satuan harga
resistor adalah Ohm (Ω). ( 1 MΩ (mega ohm) = 1000 KΩ (kilo ohm) = 106 Ω (ohm)).
Resistor terbagi menjadi dua macam,
yaitu :
a. Resistor tetap yaitu resistor yang nilai hambatannya relatif tetap, biasanya terbuat dari karbon, kawat atau paduan logam. Nilainya hambatannya ditentukan oleh tebalnya dan panjangnya lintasan karbon. Panjang lintasan karbon tergantung dari kisarnya alur yang berbentuk spiral.
Gambar simbol dan bentuk resistor tetap dapat
dilihat pada gambar
berikut:a. Resistor tetap yaitu resistor yang nilai hambatannya relatif tetap, biasanya terbuat dari karbon, kawat atau paduan logam. Nilainya hambatannya ditentukan oleh tebalnya dan panjangnya lintasan karbon. Panjang lintasan karbon tergantung dari kisarnya alur yang berbentuk spiral.
b.
Resistor variabel
atau potensiometer, yaitu
resistor yang besarnya
hambatan dapat diubah-ubah.
Yang termasuk kedalam
potensiometer ini antara
lain : Resistor KSN (koefisien suhu
negatif), Resistor LDR
(light
dependent resistor) dan Resistor VDR (Voltage Dependent
Resistor). Gambar
simbol dan bentuk resistor variabel dapat dilihat pada gambar berikut:
Menentukan Kode
Warna pada Resistor
Kode warna pada
resistor menyatakan harga
resistansi dan toleransinya. Semakin
kecil harga toleransi
suatu resistor adalah semakin
baik, karena harga
sebenarnya adalah harga yang tertera harga toleransinya.
Terdapat resistor
yang mempunyai4 gelang
warna dan 5 gelang warna seperti
yang terlihat pada gambar di bawah ini :
Nilai dari setiap gelang warna ini dapat
ditentukan menggunakan tabel sbb:
Resistor
yang mempunyai kode angka
dan huruf biasanya adalah resistor
lilitan kawat yang
diselubungi dengan keramik/porselin,
seperti terlihat pada gambar di bawah ini :
Arti kode angka dan huruf pada resistor
dengan kode 5 W 22 R J adalah sebagai berikut :
5 W berarti kemampuan daya resistor
besarnya 5 watt 22
R berarti besarnya resistansi 22 ohm dengan besarnya toleransi 5%
Menghitung nilai suatu hambatan.
Besarnya tegangan listrik yang keluar selalu
berbanding lurus dengan kuat arus yang mengalir dan berbanding terbalik dengan
besarnya hambatan yang ada. Sehingga dapat dirumuskan sbb:
R = V/ I
Beberapa resistor dapat dirangkai dengan 2 cara, yakni
secara seri dan parallel. Jika rangkaiannya disusun secara seri, maka besarnya
resistor dapat dituliskan persamaan sbb:
Rs = R1 + R2
+ … + Rn
Maka kuat arus yang mengalir pada tiap-tiap hambatan
nilainya akan sama dan tegangan pada hambatan pengganti yang sama dengan jumlah
tegangan tiap-tiap hambatan. Sehingga dapat dituliskan persamaan sbb:
Is = I = I1 = I2
= In
Vs = V1
+ V2 + … + Vn
Sehingga tegangan pada setiap hambatan sebanding
dengan nilai hambatannya. Jika rangkaiannya disusun secara parallel, maka
besarnya resistor dapat dituliskan persamaan sbb:
1 =
1 + 1 + … + 1
Rp R1 R2 Rn
Maka tegangan yang mengalir pada tiap-tiap hambatan
nilainya akan sama dan kuat arus pada hambatan pengganti parallel yang sama
dengan jumlah kuat arus tiap-tiap hambatan. Sehingga dapat dituliskan persamaan
sbb:
Vp = V = V1 = V2
= Vn
Ip = I = I1
+ I2 + I3 + … + In
Sehingga kuat arus yang melalu pada tiap-tiap hambatan
sebanding dengan kebalikan hambatannya.
Kapasitor
Kapasitor atau kondensator adalah
suatu komponen listrik yang dapat
menyimpan muatan listrik. Kapasitas kapasitor
diukur dalam F (Farad) = 10-6μF (mikro Farad) = 10-9 nF (nano Farad)
= 10-12
pF (piko Farad). Kapasitor
elektrolit mempunyai dua kutub positif dan kutub negatif
(bipolar), sedangkan kapasitor kering
misal kapasitor mika,
kapasitor kertas tidak membedakan kutub
positif dan kutub
negatif (non polar). Bentuk dan
simbol kapasitor dapat
dilihat pada gambar
di bawah ini:
Kapasitor yang
mempunyai kode angka
dan huruf biasanya adalah kapasitor lilitan
kawat yang diselubungi
dengan keramik/porselin, seperti terlihat pada tabel berikut:
Menghitung nilai kapasitor
Kapasitas (C) didefinisikan sebagai perbandingan
antara muatan (q) yang tersimpan dalam kapasitor dengan beda potensial (V).
Secara matematis kapasitas dapat dirumuskan sbb:
C = q/ V
Dimana:
C = kapasitas kapasitor (F)
q = muatan listrik yang tertampung (C)
V = beda potensial (V)
Beberapa kapasitor dapat dirangkai dengan 2 cara,
yakni secara seri dan parallel. Jika rangkaiannya disusun secara seri, maka
besarnya kapasitor dapat dituliskan persamaan sbb:
1/Cs = 1 /C1 + 1/C2 + … + 1/Cn
Maka muatan pada tiap-tiap kapasitor adalah sama dan
beda ptensial pada ujung-ujung kapasitor pengganti sama dengan jumlah beda
potensial ujung-ujung tiap-tiap kapasitor, sehingga dapat dituliskan sbb:
qs =
q = q1 = q2 = qn
Vs = V = V1+V2+…+Vn
Jika rangkaiannya disusun secara paralel, maka
besarnya kapasitor dapat dituliskan persamaan sbb:
Cp = C1 + C2
+ … + Cn
Maka beda potensial pada tiap-tiap kapasitor adalah
sama dan muatan pada ujung-ujung kapasitor pengganti sama dengan jumlah muatan
ujung-ujung tiap-tiap kapasitor, sehingga dapat dituliskan sbb:
Vs =
V = V1 = V2 = Vn
qs = q = q1+q2+…+qn
0 komentar:
Posting Komentar